Pages

Selasa, 22 Oktober 2013

TOT ILMU TCD

PW PII Jakarta periode 2013-2015 berusaha untuk merutinkan kajian sabtu malam di setiap minggunya. kita biasanya mencari suasana baru untuk kajian, biar ga bosen, lagipula suntuk juga kalo tiap kajian harus di sekret. hampir setiap kader pii senasional juga tau sekret pw pii jakarta itu kaya apa hahah

saat itu kita memutuskan untuk kajian di KFC baru yang di depan tugu tani. tapi akhirnya kita ga kajian, ketum kita ahmad fakri syaukani sosialisasi soal TOT yang akan diadakan oleh PB PII. tapi hanya beberapa orang aja yang merhatiin si fakri ngomong hehe. intinya PB PII mau ngadain TOT Ilmu TCD, Jurnalistik, dan pelajar berintegritas. akhirnya ntan memutuskan untuk ikut TOT ILMU TCD.

sampailah pada hari H pemberangkatan TOT yang berlokasi di bogor, tepatnya di daerah cimacan, vila khadimul ummah MUI.
saat ntan ikut TCD, ntan pikir TCD itu pelatihan mengenai pengembangan diri, lebih tepatnya ke pembentukan karakter diri, yaa pokonya berkaitan dengan karakter gitu deh, soalnya kan namanya aja TCD (training and character development). ternyata eh ternyata itu adalah pelatihan untuk pembentukan lembaga baru atau semacam lembaga taktis gitu di PII. TCD itu bergerak secara profesional, dimana para trainers di dalamnya bekerja dengan profesional yang bertujuan untuk profit oriented. walaupun tidak sepenuhnya kearah sana. TCD bisa dibilang masuk kepada SEE (Social and Educational Enterprise). nah disitu ntan merasa bertolak belakang dengan ekpektasi yang memang ntan pikirkan sebelumnya. dalam hati "kok malah ngebahas beginian deh nih TCD??"
katanya, bair bagaimanapun sebuah organisasi membutuhkan materi, dan materi tersebut bisa didapatkan melalui ILMU TCD ini. tapi yang ditakutkan adalah TCD ini akan merusak nilai perjuangan PII, akan merusak suatu hal yang menjadi ruh nya PII. kita selama ini di PII ikhlas beramal (udah kaya slogan depag aje :D) berjihad, berdakwah kepada pelajar para generasi penerus bangsa, toh selama ini juga dengan dana pas-pasan PII bisa tetap berjalan. dengan adanya TCD ini, ditakutkan niat yang semula lurus akan bengkok karena profit oriented yang akan dihasilkan.

tapi ya sudahlah karena sudah terlanjur memilih TCD, yaa ntan jalanin aja, tapi semakin ntan jalani, ntan semakin ngerasa males aja ngebahas beginian. hmmm

TCD yang merupakan jembatan anatara organisasi laba dan nirlaba ini berfungsi untuk memberikan fasilitas kepada sekolah-sekolah, lembaga, atau yayasan yang memang mebutuhkan tenaga kami untuk mentraining para muridnya. karakter yang dimaksud ILMU TCD adalah karakter yang terbentuk berdasarkan basis nilai, yaitu dari kata ILMU itu sendiri yang merupakan kepanjangan dari Integrity, Leadership, Meaningful, Unique.
jadi kita sebagai trainer harus memiliki basis nilai tersebut, dan dapat dipahami mulai dari kata unique -> Meaningful -> Leadership -> Integrity.

*Unique
“tersendiri dalam bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain; khusus” (KBBI) 
“unlike anything else; being the only one of its type” (Oxford Dictionary) 

unique yang dimaksud disini adalah sesuatu yang menjadi ciri khas seseorang, bukan suatu hal yang baru atau inovasi. tapi unique disini adalah ciri khas yang hal tersebut pasti dimiliki setiap orang dan masing-masing berbeda. ciri khas tersebut yang membuat seseorang mudah untuk dikenali.

Nilai Unique berakar dari dua konsep penting dalam Islam, yakni Insan dan Khalifah. Dari dua konsep ini lahir konsep individualitas dan kolektivitas. dimana individualitas disini menghasilkan kemandirian dan keyakinan akan pertolongan Allah semata, bahwa manusia harus mempertanggungjawabkan atas persaksiannya dulu (al-arof:172), sedangkan kolektivitas menumbuhkan kerjasama antar manusia untuk membentuk sebuah kehidupan yang berkualitas. bahwa manusia di muka bumi ini memiliki amanah sebagai khalifah yang harus di embannya.

*Meaningful
“having some serious, important or useful quality” (Oxford Dictionary) 

Meaningful dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai penuh dengan arti atau penuh dengan makna.

Nilai Meaningful berakar dari dua konsep penting dalam Islam, yakni konsep ‘ilmu dan hikmah. Keduanya bisa diturunkan kembali dalam konsep kosmos dan harmoni. Kosmos akan menghasilkan satu cara pandang yang menyeluruh dan terpadu. Sedangkan harmoni akan memberikan satu pencapaian untuk menentukan batasan yang tepat dalam keseluruhan dan keterpaduan tersebut.

Ilmu adalah sampainya makna kepada jiwa dan sampainya jiwa kepada makna. Makna adalah “pengenalan tempat yang tepat bagi segala sesuatu dalam sebuah sistem, yang berlansung ketika hubungan sesuatu dengan yang lainnya dalam sistem itu menjadi jelas dan bisa dipahami” (SMN Al Attas).

jika ilmu disini adalah sampainya makna kepada jiwa dan jiwa kepada makna, berarti sampainya ilmu kepada masing-masing manusia akan berbeda, tergantung sejauh mana manusia tersebut menyerap makna-makna yang ada dalam kehidupannya. oleh sebab itu, ilmu disini diturunkan kepada kosmos, dimana kosmos disini berarti melihat sesuatu sebagai keteraturan yang saling terhubung antara satu sama lainnya. Bahwa setiap sesuatu itu tidak terlepas, tapi menjadi satu keseimbangan. Maka keseimbangan ini adalah ayat yang menunjukan pemilik atau pencipta dan pemelihara keseimbangan tersebut.

Hikmah adalah “ilmu yang diberikan oleh Allah yang memungkinkan penerimanya mengetahui tempat yang tepat dari sesuatu atau suatu objek ilmu”
“Dengan hikmah, setiap kebenaran mendapatkan maknanya yang tepat yang tidak mengurangi ataupun melampauinya” (SMN Al Attas). Maka dalam mencapai hikmah, kita melihat sesuatu sebagai sebuah harmoni.
Harmoni adalah keselarasan atau kesesuaian. Maksudnya, hikmah akan tercapai ketika kita menyesuaikan dengan keselarasan atau kesesuaian kosmos.

*Leadership
“being a leader, the ability to be a leader” (Oxford Dictionary)

Leadership berarti menjadi pemimpin, memutuskan untuk menjadi yang terdepan, upaya untuk mewujudkan sesuatu.

Nilai Leadership berakar dari dua konsep kunci dalam Islam, yakni konsep Din dan konsep Islam.
Din adalah sebuah kekuasaan, maka haruslah ada kesadaran untuk berkuasa. Sedangkan Islam adalah sebuah penyerahan diri, maka haruslah ada kesadaran untuk berkuasa . Sebab keduanya harus ada dalam sebuah tatanan secara sadar adalah karena nilai leadership sesungguhnya berakar dari dua nilai sebelumnya (Unique dan Meaningful). 

Leadership bermula dari dalam diri. Adapun pengejawantahannya kepada di luar dirinya ialah seperti yang diutarakan oleh Umar al Faruq r.a
“seorang laki-laki bila ia berada dalam suatu kaum, padahal ia adalah rakyat biasa, tetapi menonjol seolah-olah ialah pemimpinnya…dan bila ia berada di antara mereka sebagai pemimpinnya, ia menampakan
diri sebagai rakyat biasa”

*Integrity
“the quality of being honest and having strong moral principles” (Oxford Dictionary)

“mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi
dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran” (KBBI)

Integrity berakar dari dua konsep penting dalam Islam, yakni adil dan adab. Sebagai nilai akhir dalam keempat nilai, Integrity ada ketika tiga nilai sebelumnya telah terlewati dan berhasil tertanam pada diri kita. Karena itulah integrity ini sesungguhnya adalah keadaan atau hasil dan bukan sebuah proses. Karena proses untuk mencapai adil dan adab ini telah dimulai sejak proses Unique dimulai.

Konsep Adil itu sesungguhnya berlakunya kepada dirinya sendiri. Adil adalah :
“Kebahagian itu berhubungan dengan kepastian akan kebenaran utama dan terpenuhinya perbuatan yang sesuai dengan kepastian tersebut; dan kepastian adalah suatu keadaan yang tetap mengikut apa yang tetap pada manusia dan yang ditangkap oleh organ spritual yang dikenal sebagai hati (al qalb). Ia adalah kedamaian dan keamanan serta ketenangan hati; Ini adalah ilmu, dan ilmu adalah keyakinan sejati, ini adalah mengetahui tempat seseorang yang benar dan karenanya itu pantas berada dalam alam ciptaan-Nya dan hubungan yang pantas antara seseorang dengan Sang Maha Pencipta; ia suatu keadaan yang dikenal sebagai „adl atau keadilan “ (SMN Al Attas)

Konsep adab, makna adab itu sendiri pada awalnya adalah udangan ke sebuah jamuan makan.
adab adalah "pengenalan dan pengakuan terhadap realitas bahwasanya ilmu dan segala sesuatu yang ada terdiri dari hierarkki yang sesuai dengan kategori-kategori dan tingkatan-tingkatannya, dan bahwa seseorang itu memiliki tempatnya masing-masing dalam kaitannya dengan realitas, kapasitas, potensi fisik, intelektual, dan spiritual." (SMN Al Attas)

hal tersebut merupakan basis nilai dalam ILMU TCD, yang dapat terimplementasi secara sadar oleh masing-masing individu dan dapat tercermin dalam setiap aktivitas dan interaksi sosialnya di masyarakat.

itulah diatas penjelasan mengenai ILMU TCD, walaupun sebenernya ntan pun masih bingung posisi ILMU TCD ini di dalam PII itu di sebelah mananya yah? tapi katanya si ini lembaga taktis, cuma PB nya aja bingung posisi TCD dimana HAHA
nah pada saat mulai memasuki action plan, ntan ga ikut, ntan malah pindah haluan ke TOT jurnalistik hehehe


Reference
http://pelajarislamindonesia.com/update/pdf/ILMU%20TCD_basis%20nilai.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar